Letak Kerajaan Sriwijaya
Letak Kerajaan Sriwijaya sampai dengan saat ini terdapat tiga pendapat tentang keberadaan eksistensi Kerajaan Sriwijaya. Pendapat tersebut antara lain :1. Pendapat Moens,
Moens mengajukan pendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya terletak di sekitar Candi Muara Takus, Riau. Hal ini didasarkan pada petunjuk rute perjalanan I Tsing dan persembahan kepada kaisar Cina berupa candi pada tahun 1003.
2. Pendapat Soekmono,
Soekmono mengajukan pendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya terletak di hilir Sungai Batanghari (antara Muara Sabak sampai dengan Muara Tembesi), Jambi.
3. Pendapat Pirre-Yves Manguin,
Pirre-Yves Manguin mengajukan pendapat bahwa Kerajaan Sriwijaya terletak di antara Sungai Musi (antara Bukit Siguntang dan Sabokiking), Sumatera Selatan berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya pada tahun 1993.
Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Sumber Prasasti1. Prasasti Kota Kapur,
Prasasti Kota Kapur merupakan prasasti Kerajaan Sriwijaya yang berisikan pesan prasasti ini merupakan salah satu dari lima buah batu prasasti kutukan yang di buat oleh Dapunta Hiyan, seorang penguasa Kadatuan Sriwijaya. Prasasti ini ditemukan di daerah pesisir barat Pulau Bangka. Prasasti ini dibuat saat Raja Sriwijaya sedang mengirimkan ekspekdisi ke Pulau Jawa untuk menundukan Pulau Jawa karena tidak berbakti kepada Kerajaan Sriwijaya. Namun Kerajaan yang ditaklukkan tidak dapat diketahui karena di dalam pesan prasasti ini hanya tercantum nama Bhumi Jawa.
2. Prasasti Hujung Langit,
Prasasti Hujung Langit atau memiliki nama lain Prasasti Bawang merupakan prasasti Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di daerah Haur Kuning, Lampung. Prasasti ini menyebutkan pesan pemberian tanah Sima dengan angka tahun pada prasasti 919 Saka atau 997 M. Prasasti ini menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta.
3. Prasasti Telaga Batu,
Prasasti Telaga Batu merupakan prasasti Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di Kolam Telaga Biru, Palembang, Sumatra Selatan. Prasasti ini memiliki pesan bahwa adanya kutukan bagi orang yang melakukan kejahatan dan tidak taat kepada Kerajaan Sriwijaya.
4. Prasasti Ligor,
Prasasti Ligor merupakan prasasti Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di Ligor, Nakhon Si Thammarat, Thailand. Prasasti ini memiliki dua sisi pahatan, pada sisi pertama disebut dengan Prasasti Ligor A atau memiliki nama lain yaitu manuskrip Viang Sa, pada sisi kedua disebut dengan Prasasti Ligor B. Prasasti Ligor A memiliki pesan bahwa Raja Sriwijaya merupakan raja dari segala raja yang ada di dunia, dan merupakan raja yang mendirikan Trisamaya Caitya untuk Kajara. Prasasti Ligor B yang memiliki kerangka 775 M memiliki pesan tentang Visnu yang bergelar Sri Maharaja dari keluarga Sailendravamsa yang memiliki julukan Sesavvarimadavimathana (pembunuh musuh-musuh yang sombong tidak bersisa).
5. Prasasti Kedukan Bukit,
Prasasti Kedukan Bukit merupakan prasasti Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di Kampung Kedukan Bukit, tepi Sungai Tatang, Palembang, Sumatra Selatan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920. Prasasti ini memiliki pesan bahwa suatu perjalanan Jaya Siddhayarta oleh penguasa Kerajaan Sriwijaya yang memiliki gelar Dapunta Hyang, dalam rangka ekspedisi militer untuk melakukan penaklukan di suatu daerah.
6. Prasasti Talang Tuwo,
Prasasti Talang Tuwo merupakan prasasti yang di temukan di kaki Bukit Seguntang oleh Louis Constant Westenenk pada tanggal 17 November 1920. Prasasti ini memiliki pesan bahwa Raja Sriwijaya yaitu Sang Hyang Sri Jayanaga memiliki andil dalam mendirikan Taman Sriksetra. Taman Sriksetra merupakan taman yang ditumbuhi oleh berbagai macam buah dan hasil ladang yang diperuntukan untuk masyarakat Keajaan Sriwijaya. Selain itu prasasti ini juga bersisi hukum yang diterapkan oleh Raja Jayanaga.
7. Prasasti Karang Berahi,
Prasasti Karang Berahi merupakan prasasti Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di Batang Merangin, Pamenang, Jambi oleh L. M. Berkhout pada tahun 1904. Prasasti ini memiliki pesan bahwa adanya kutukan bagi orang yang tidak tunduk terhadap raja dan berbuat kejahatan. Kutukan dari prasasti ini memiliki kemiripan dengan Prasasti Kota Kapur dan Prasasti Telaga Batu.
Berita Arab
Berita Arab mengemukakan bahwa terdapat negara Zabag atau dikenal dengan Sriwijaya. Ibu Hordadheh menyatakan bahwa Raja Zabag menghasilkan emas 206 kg setiap tahunnya. Selain itu berita lain dari Alberuni menyebutkan Zabag dekat dengan Cina daripada India. Negara tersebut dikenal dengan Swarnadwipa (pulau emas) dikarenakan banyak menghasilkan emas.
Berita Cina
Berita Cina dari Dinasti Tang mengemukakan bahwa Shi-li-fo-shih (Kerajaan Sriwijaya) merupakan kerajaan yang menganut kepercaayaan Buddha yang memiliki lokasi di wilayah Laut Selatan. Selain itu berita dari Dinasti Sung mengemukakan bahwa utusan Cina sering mengunjungi San-fo-tsi, yang diyakini merupakan Kerajaan Sriwijaya.
Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi Kerajaan Sriwijaya dilihat merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Indonesia. Selama berabad-abad Kerajaan Sriwijaya mampu membuktikan bahwa mereka merupakan kerajaan maritim dapat menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan di wilayah Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. Keadaan ini membuat Kerajaan Sriwijaya mendapatkan penghasilan melalui komoditas ekspor dan bea cukai dari kapal-kapal yang melalui pelabuhan Sriwijaya. Komoditas ekspor Kerajaan Sriwijaya antara lain berupa cula badak, buah, gading gajah, kapur barus, cendana, buah-buahan, kapas, dan wangi-wangian.Keadaan Kebudayaan
Kebudayaan yang dihasilkan oleh Kerajaan Sriwijaya antara lain :1. Candi Biaro Bahal,
2. Candi Muara Takus,
3. Candi Muaro Jambi,
4. Gapura Sriwijaya.
Keadaan Politik
Keadaan politik Kerajaan Sriwijaya dikendalikan oleh raja-raja yang memerintah kerajaan antara lain :1. Raja Dapunta Hyang,
2. Raja Balaputradewa,
3. Raja Sanggrama Wijayatunggawarman.
Masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya dipegang saat pemerintahan Raja Balaputradewa.
Keadaan Agama
Keadaan agama di Kerajaan Sriwijaya menganut kepercayaan Buddha, hal ini menjadikannya sebagai pusat agama Buddha di Asia Tenggara. Hal ini didukung dengan adanya bukti banyaknya biksu dan tempat pendidikan agama Buddha di Sriwijaya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya masyarakat yang menganut agama Hindu. Selain itu terdapat peninggalan prasasti yang mengandung unsur doa, ancaman, dan kutukan seperti Prasasti Palas Pasemah, Karang Berahi, dan Telaga Batu.Keruntuhan
Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya disebabkan oleh beberapa faktor, faktor-faktor tersebut antara lain :1. Semakin jauhnya Kerajaan Palembang dari laut, sehingga menyebabkan letak kerajaan tersebut menjadi tidak strategis lagi kedudukannya sebagai tempat pelabuhan maupun perdagangan. Selain itu dibukanya Selat Berhala antara Kepulauan Singkep dengan Pulau Bangka menyebabkan jalur pelayaran tersebut lebih strategis daripada jalur pelayaran melalui Palembang.
2. Serangan militer terhadap Kerajaan Sriwijaya,
3. Dalam bidang politik, Sriwijaya hanya memiliki kekuatan angkatan laut saja yang dapat diandalkan. Setelah berkembangnya kekuasaan kerajaan di Jawa Timur saat pemerintahan Airlangga. Kerajaan Sriwijaya terpaksa mengakui Jawa Timur sebagai pemegang hegemoni di Indonesia di wilayah bagian timur. Sedangkan Kerajaan Sriwijaya memegang di wilayah Indonesia bagian barat.
4. Keadaan alam yang berubah yaitu sejumlah anak sungai yang membawa lumpur sehingga diendapkan di sekitar Palembang, menyebabkan posisi kerajaan menjauh dari laut, sehingga kapal dan perahu sulit untuk mendekat.
Share this
Found an article helpful? Donate via Paypal
Cara style text di komentar Disqus dan Blogger:
- Untuk menulis huruf bold silahkan gunakan
<strong></strong>
atau<b></b>
. - Untuk menulis huruf italic silahkan gunakan
<em></em>
atau<i></i>
. - Untuk menulis huruf underline silahkan gunakan
<u></u>
. - Untuk menulis huruf strikethrought silahkan gunakan
<strike></strike>
. - Untuk menulis kode HTML silahkan gunakan
<code></code>
atau<pre></pre>
atau<pre><code></code></pre>
, dan silahkan parse dulu kodenya pada kotak parser di bawah ini. - Untuk menggunakan emoji di bawah ini cukup copy kode tersebut dan beri jarak 1 spasi untuk menampilkan emoji pada kolom komentar Blogger.
Parser Kode
DiskusikanEmotikon
![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() |
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai